Kenapa lulusan smp bisa lebih sukses dan lebih makmur dibanding lulusan S1 dan S2?
Kita acap melihat anak muda lulusan S1 bahkan S2 yang masih menganggur. Atau juga sudah bekerja namun dengan penghasilan pas-pasan. Bulan masih tanggal 9, gaji sudah habis. Pening deh kepala.
Pertanyaannya: kenapa bisa begitu? KKenapa anak lulusan SMP bisa lebih makmur dibandingkan lulusan S1?
Disini saya akan menelisik dengan gurih dan merenyahkan.
Memang tak jarang kita melihat pemandangan yang paradoksal seperti itu: saat orang-orang yang hanya lulusan SMP bisa begitu sukses, sementara ribuan sarjana S1 dan bahkan S2 mengeluhkan tentang penghasilannya yang katanya tidak mencukupi. Setidaknya ada tiga elemen kunci yang barangkali bisa menjelaskan irono getir semacam ini. yaitu: The Power of Kepepet, The Darkness of Gengsi dan The Magic of Street Smart.
Faktor #1: The Power of Kepepet.
Mungkin oranag-orang lulusan SMP itu bisa sangat sukses karena faktor kepepet. Justru Karena kepepet, mereka bisa sukses.Mereka dipaksa melakukan something yang membuat mereka bisa melenting.
Sederhana saja, ijasah mereka hanyalah lulusan SMP. Dengan ijazah SMP, pekerjaan bagus apa yang bisa diharapkan? tak ada pilihan lain : jika mereka ingin mengubah nasib lebih makmur, pilihannya adalah melakukan dengan jalan merintis usaha sendiri.
Mereka dipepet oleh keadaan: mau hidup miskin selamanya (karena sulit dapat kerja dengan hanya mengandalkan ijazah SMP) atau nekad membangun usaha sendiri yang berpotensi suskses besar.
Orang dengan ijazah S1 dan S2 mungkin tidak punya faktor kepepet seperti itu: ah, santai saja toh nanti saya pasti dapat pekerjaan. Dan begitu sudah dapat pekerjaan (meski dengan gaji seadannya), tetap tidak ada "fktor yang me-mepet" dirinya: ah meski gaji segini saya bisa tetap hidup oke.Pelan-pelan, perasaan semacam itu membuatanya masuk ZONA NYAMAN (Comfort Zone) Dan persis disitu, faktor kepepet menjadi mati.Itulah sebabnya tidak banyak PNS yang berani Resign untuk mengambil keputusan besar meraih kesuksesan YANG LEBIH BESAR. Karena COMFORT ZONE telah masuk kedalam jiwa dan narubaninya yang paling dalam. Jadi PNS saja sudah alhamdulillah.
Padahal yang seperti kita lihat, faktor kepepet justru yang bisa memaksa orang-bahkan lulusanSMP sekalipun untuk melakukan something extrordinary.
Kepepet karena tidak banyak plihan mungkin bukan kutukan. Ia justru berkah terselubung yang bisa membuat orang menapak jalan kesuksesan.
Faktor #2 : The Darkness of Gengsi.
Orang-orang lulusan SMP mungkin tidak lagi pnya gengsi. Lah cuman lulusan SMP, apa lagi yang mau dipamerkan. Namun justru karena itu mereka tidak merasa rikuh untuk memulai usah dari bawah sebawah-bawahnya: muali dari pemuling misalnya, sebelum pelan-pelan merangkak menjadi juragan barang bekas.
Dan kisah orang sukses lulusan SMP banyak bermula dari jalur margianal seperti itu: mulai ari jualan gerobak bakso keliling di jalanan yang berdebu hingga punya 70 cabang. Muali dari kuli keceh sablon hingga punya pabrik kaos sesdiri.
Lulusan S1 dan S2 mungkin tidak mempunyai keberanian seperti itu. Lah saya kan lulusan S2, masak disuruh dorong gerobak. Kan saya sudah sekolah S1 susah-susah, bayarnya mahal lagi. Apa kata dunia??.
Dan persis melintas gengsi seperti itu yang barangkali membuat banyak lulusan S1 dan S2 menjadi yah, gitu-gitu deh nasib hidupnya.
Orang lulusan SMP tidak punya mentalitas gengsi seperti itu. mereka mau berkeringat di jalanan yang panas dan berdebu, demi merintis impiannya menjadi juragan yang makmur dan kaya.
Faktor #3 : The Magic of Street Smart.
Orang-orang lulusan Smp yang tak punya kemewahan berupa ijazah perguruan tinggi itu, mungkin dipaksa belajar dari kerasnya kehidupan dijalanan. Dari kerja keras mereka di jalanan yang panas dan berdebu dan penuh lika-liku. Dan dari kerja keras di jalanan yang berdebu itu mungkin anak lulusan SMP tadi justru bisa mengenal "ilmu street smart" -KECERDASAN JALANAN yang tak pernah bisa diperoleh oleh para lulusan S1 dan bahkan S2 dari ruang kuliah yang acap "berjarak dengan realitas".
Steet smart yang mereka dapatkan dari jalanan itu pelanpelan kemudian bisa membuat mereka benar-benar lebih cerdas dibanding lulusan S1 dan bahkan S2; meski cuma lulusan SMP.
Demikianlah, tiga elemen kunci yang boleh jadi merupakn pemicu kenapa lulusan SMP bisa lebih sukses dibandingkan lulusan S1 dan S2:
The Power of Kepepet.
The Magic of Street Smart.
The Darkness of Gengsi.
Kita acap melihat anak muda lulusan S1 bahkan S2 yang masih menganggur. Atau juga sudah bekerja namun dengan penghasilan pas-pasan. Bulan masih tanggal 9, gaji sudah habis. Pening deh kepala.
Pertanyaannya: kenapa bisa begitu? KKenapa anak lulusan SMP bisa lebih makmur dibandingkan lulusan S1?
Disini saya akan menelisik dengan gurih dan merenyahkan.
Memang tak jarang kita melihat pemandangan yang paradoksal seperti itu: saat orang-orang yang hanya lulusan SMP bisa begitu sukses, sementara ribuan sarjana S1 dan bahkan S2 mengeluhkan tentang penghasilannya yang katanya tidak mencukupi. Setidaknya ada tiga elemen kunci yang barangkali bisa menjelaskan irono getir semacam ini. yaitu: The Power of Kepepet, The Darkness of Gengsi dan The Magic of Street Smart.
Faktor #1: The Power of Kepepet.
Mungkin oranag-orang lulusan SMP itu bisa sangat sukses karena faktor kepepet. Justru Karena kepepet, mereka bisa sukses.Mereka dipaksa melakukan something yang membuat mereka bisa melenting.
Sederhana saja, ijasah mereka hanyalah lulusan SMP. Dengan ijazah SMP, pekerjaan bagus apa yang bisa diharapkan? tak ada pilihan lain : jika mereka ingin mengubah nasib lebih makmur, pilihannya adalah melakukan dengan jalan merintis usaha sendiri.
Mereka dipepet oleh keadaan: mau hidup miskin selamanya (karena sulit dapat kerja dengan hanya mengandalkan ijazah SMP) atau nekad membangun usaha sendiri yang berpotensi suskses besar.
Orang dengan ijazah S1 dan S2 mungkin tidak punya faktor kepepet seperti itu: ah, santai saja toh nanti saya pasti dapat pekerjaan. Dan begitu sudah dapat pekerjaan (meski dengan gaji seadannya), tetap tidak ada "fktor yang me-mepet" dirinya: ah meski gaji segini saya bisa tetap hidup oke.Pelan-pelan, perasaan semacam itu membuatanya masuk ZONA NYAMAN (Comfort Zone) Dan persis disitu, faktor kepepet menjadi mati.Itulah sebabnya tidak banyak PNS yang berani Resign untuk mengambil keputusan besar meraih kesuksesan YANG LEBIH BESAR. Karena COMFORT ZONE telah masuk kedalam jiwa dan narubaninya yang paling dalam. Jadi PNS saja sudah alhamdulillah.
Padahal yang seperti kita lihat, faktor kepepet justru yang bisa memaksa orang-bahkan lulusanSMP sekalipun untuk melakukan something extrordinary.
Kepepet karena tidak banyak plihan mungkin bukan kutukan. Ia justru berkah terselubung yang bisa membuat orang menapak jalan kesuksesan.
Faktor #2 : The Darkness of Gengsi.
Orang-orang lulusan SMP mungkin tidak lagi pnya gengsi. Lah cuman lulusan SMP, apa lagi yang mau dipamerkan. Namun justru karena itu mereka tidak merasa rikuh untuk memulai usah dari bawah sebawah-bawahnya: muali dari pemuling misalnya, sebelum pelan-pelan merangkak menjadi juragan barang bekas.
Dan kisah orang sukses lulusan SMP banyak bermula dari jalur margianal seperti itu: mulai ari jualan gerobak bakso keliling di jalanan yang berdebu hingga punya 70 cabang. Muali dari kuli keceh sablon hingga punya pabrik kaos sesdiri.
Lulusan S1 dan S2 mungkin tidak mempunyai keberanian seperti itu. Lah saya kan lulusan S2, masak disuruh dorong gerobak. Kan saya sudah sekolah S1 susah-susah, bayarnya mahal lagi. Apa kata dunia??.
Dan persis melintas gengsi seperti itu yang barangkali membuat banyak lulusan S1 dan S2 menjadi yah, gitu-gitu deh nasib hidupnya.
Orang lulusan SMP tidak punya mentalitas gengsi seperti itu. mereka mau berkeringat di jalanan yang panas dan berdebu, demi merintis impiannya menjadi juragan yang makmur dan kaya.
Faktor #3 : The Magic of Street Smart.
Orang-orang lulusan Smp yang tak punya kemewahan berupa ijazah perguruan tinggi itu, mungkin dipaksa belajar dari kerasnya kehidupan dijalanan. Dari kerja keras mereka di jalanan yang panas dan berdebu dan penuh lika-liku. Dan dari kerja keras di jalanan yang berdebu itu mungkin anak lulusan SMP tadi justru bisa mengenal "ilmu street smart" -KECERDASAN JALANAN yang tak pernah bisa diperoleh oleh para lulusan S1 dan bahkan S2 dari ruang kuliah yang acap "berjarak dengan realitas".
Steet smart yang mereka dapatkan dari jalanan itu pelanpelan kemudian bisa membuat mereka benar-benar lebih cerdas dibanding lulusan S1 dan bahkan S2; meski cuma lulusan SMP.
Demikianlah, tiga elemen kunci yang boleh jadi merupakn pemicu kenapa lulusan SMP bisa lebih sukses dibandingkan lulusan S1 dan S2:
The Power of Kepepet.
The Magic of Street Smart.
The Darkness of Gengsi.